Sabtu, 15 Februari 2014

Ampuni Kami

Ampuni Kami

Belum Kering bumi pertiwi tergenang Banjir
datang lagi longsor dibumi khatulistiwa
Berjatuhan sudah Nyawa terenggut
dalam Panorama Bencana.

Gunung gunung menebar larva panas
Erupsi silih berganti
matahari pagi sembunyi dibalik debu bencana,
inilah bumi kita, Bumi dengan sejuta pesona
jadilah bumi kita, Bumi dengan sejuta siksa
karna penghuninya telah lupa pada yang ESA

Terpikir inilah tetesa air mata terakhir kala menyaksikan kesusahan, kekurangan, dan segalanya yang diakibatkan Bencana

Nyatanya Bencana lain datang seolah menunggu giliran untuk menghantam kekokohan Nusantara
Pilu melihatnya, Sedih mengalaminya dan takut menghadapinya.
Menangis lagi, merintih lagi bahkan sampai tak berairmata lagi.

Terdengar Jerit bayi mungil kedinginan
meminta hangat mengharap dekapan
miris mendengarnya karna bundanya terbaring tak bernyawa.

Aungan putus asa menyeruak keangkasa
sang bunda mendekap mayat anaknya
Waktu terasa berhenti dalam pilu
memeluk Mayat sang suami.

Inilah Peringatan dari yang Kuasa
memahat jiwa yang telah lupa
menata iman dalam ujian
namun jadi karma bagi sidurhaka.

Lihat Bangsa Kita terpuruk dalam bencana
lihat kekayaan alam kita hancur sekejap mata
Apapun pengertiannya, Kembalikan lah pada keharusannya.

Banyak Pengertian dari sebuah Bencana
Namun Fahamilah kita lemah tak punya daya
maka mohonlah Ampunan atasNYA
Seraya beraujud dalam doa.

Rifqy, 16-02-2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar