Fitnah Picisan
Kutelah dibesarkan dalam pangkuan kemalangan
tanpa rembulan tanpa obor pula
menelusuri kehidupan malam yang terasa begitu pekat dengan kegelapannya.
Kutelah terbiasa dengan hinaan
dengan cemoohan dan cacian
tanpa ada yang mendampingi
tanpa ada yang membela
kuterus melangkah dengan kaki yang berdarah
Bak tanah kering kisaku harus selalu dibasahi dengan air mata
tanpa titik embun, tanapa tetes hujan
terbiasa dengan kelemahan dan penderitaan
namun masih saja aku didustakan
cerita mereka yang merasa lebih sempurna.
Kini aku telah terbiasa dengan semua hinaan
telah terbiasa dengan semua cercaan
dan kerlipan sinis mata mereka
kini aku telah terbiasa dengan semua yang menyakitkan.
Dan tak ada lagi takut berjalan meski digelap malam
tak ada lagi kelaparan walau dikemarau panjang
tak ada lagi intaian kemalangan yang mampu tumbangkan semangatku meraih asa.
Bersama doa sang Keramat dunia
bersama doa sang bidadari hati
bersama doa sang putri kecil
aku tegak melangkah melawan semua amarah yang menggulung menjadi amukan Fitnah picisan.
by : Rifqy
25/08/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar